27 Desember 2014 5 Robiul Awal 1436 H |
Rabu, 31 Desember 2014
Sabtu, 11 Oktober 2014
Pendahuluan
Sampurasun
Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini
terbentuk, maka negara kita ini terdiri atas Kerajaan-Kerajaan dari Merauke
sampai Sabang yang dipimpin oleh seorang Raja. Dapat kita ketahui dari
buku-buku sejarah bahwa sejak dahulu sebelum terbentuknya NKRI ini, Indonesia
sudah terkenal sebagai negara yang besar dan dihormati oleh dunia. Seperti kita
ketahui Kerajaan Sriwijaya, Majapahit sangat terkenal pada masa itu, sehingga
patut kita berbangga diri bahwa kita ini sesungguhnya adalah Negara Yang Besar
melebihi kebesaran negara-negara Adi Daya sekarang ini. Jauh sebelum itu Negara
Tercinta ini sudahlah amat termasyur dimata dunia, dimulai dari Kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di Kalimantan. Pada kesempatan
kali ini, kami akan membuka Silsilah Kerajaan di Jawa Barat yang memang sebagai
cikal bakal kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia. Kita mulai dari Kerajaan
Tarumanegara sebagai Kerajaan Pertama di Indonesia.
Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu kerajaan yang pernah berjaya
dinuswantara yang berdiri sekitar tahun 1030-1579M atau sekitar abad ke 10
hingga abad ke-15 di wilayah barat pulau Jawa.
Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang.
Salah satu
peninggalan yang masih kita dapat lihat adalah prasasti Batu Tulis dan mungkin
beberapa benda pusaka yang disimpan/dipelihara oleh sesepuh dan pini sepuh di
jawa barat khususnya, maupun di seluruh jagat raya.
Pakuan Pajajaran mengalami kehancuran, pada tahun 1579
akibat serangan pecahan kerajaan Sunda, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Kerajaan Sunda ditandai dengan
diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan
Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi
politik agar di Pakuan Pajajaran tidak dimungkinkan lagi penobatan raja baru,
dan menandakan Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan Sunda yang sah karena
buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga
Maharaja, raja Kerajaan
Sunda. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan
bekas Keraton
Surosowan di Banten.
Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, berarti mengkilap atau
berseri, sama artinya dengan kata Sriman. Saat itu diperkirakan terdapat
sejumlah punggawa istana yang meninggalkan istana lalu menetap di daerah Lebak.
Mereka menerapkan tata cara kehidupan mandala yang ketat, dan sekarang mereka
dikenal sebagai orang Baduy. bahkan
hingga sekarang keturunan dari kerajaan GALUH/KERAJAAN PAJAJARAN masih ada.
Namun para keturunan pajajaran belum dapat mewujudkan kedaulatanya sesuai
wangsit dari eyang prabu :
“Daria Kudu Marilih Supaya Engke Jagana
Pikeun Hirup Ka Hareupna Sangkan Jembar Sugih Mukti Bisana Ngadegna Deui Nya
Nagara Pajajaran.”
“Tapi Lain Pajajaran, Pajajaran Nu
Kiwari Pasti Pajajaran Anyar, Anyar Diadegkeunana, Nu Ngadegna Digeuingkeun,
Pasti Ku Ubahna Jaman.”
“Jung Bae Geura
Narindak, Tapi Ulah Ngalieuk Ka Tukang
Terjemah:
“Kalian Semua Harus Memilih Untuk Masa
Depan Kalian Yang Lebih Baik Dengan Mudah Memperoleh Kekayaan Sampai Dapat Mendirikan Kembali Masa
Kejaya’an Pajajaran
“
“Tetapi Bukan Seperti Pajajaran Lama,
Pajajaran Yang Akan Datang (Sekarang) Adalah Pajajaran Anyar, Baru Kedudukannya, Yang Kurang Sesuai Diselaraskan
Dengan Perubahan Perkembangan Jaman.”
“Ayo Segera Kalian Laksanakan (Kerjakan), Tetapi Jangan
Melihat Kebelakang”
Karena
hal tersebut dan Untuk Mewujudkan kembali Pajajaran anyar dengan diadakannya
Suatu bentuk presidum, yang akan menghantarkan para calon raja pajajaran anyar
kembali terentuk
Maksud dan Tujuan
MAKSUD
DAN TUJUAN
a. Maksud
Sebagai
bentuk keharusan bagi keturunan atau trah pajajaran sebagaimana cita-cita Eyang Prabu Siliwangi
untuk mendirikan kembali kejayaan pajajaran sebagai babakti puputra-puputri
dari keturunan Galuh pajajaran demi terciptanya BAGJA WARAS WALUYA BERKAH RAHAYU SELAMET TOTO TENTREM KERTO RAHARJO
GEMAH RIPAH LOH JINAWI di bumi nuswantara.
b.
Tujuan
TUJUAN
UMUM
1. Menggali,
mengangkat, melestarikan, menjaga, merawat dan membudayakan kebudayaan khususnya
kebudayaan sunda
2. Menyatukan
wawasan pandangan sejarah-sejarah, bukti-bukti dan peninggalan kerajaan
Pajajaran
3. Mengusung,
menyepakati dan mengangkat seorang Raja yang akan memimpin kerajaan pajajaran
anyar
4. Sebagai
pusat budaya pajajaran didorong sebagai pusat ekonomi daerah dengan ditata
menjadi objek wisata dan industri kerajinan khas daerah
5. Menghidupkan
nilai-nilai luhur, budi pekerti, tatakrama, tata aturan sesuai khasanah bangsa
yang asli sebagai memperkuat jati diri bangsa
6. Mempererat
persaudaraan dan membangkitkan kembali kearifan lokal menghadapi
tantangan global
7. Menghindari
pengikisan budaya lokal khususnya kebudayaan sunda secara
terencana dan menyeluruh dengan program “KUJANG BERSATU”
TUJUAN
KHUSUS
Bangsa
yang besar adalah bangsa yang mencintai kebudayaanya dan tidak takut melihat
keburukan masa lalu dan berani memperbaiki demi melangkah menuju masa depan
yang menjelma menjadi bangsa yang memiliki kepribadian yang tangguh sebagai
bentuk pengamalan dari amanat Bung Karno yaitu: “JAS MERAH JADIKANLAH MAS
MERAH” (Jangan sekali-kali melupakan sejarah, dan jadikanlah masyarakat hidup
sejahtera). Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya tidak pernah
melupakan sejarah leluhurnya
Langganan:
Postingan (Atom)