Sabtu, 11 Oktober 2014

Tatanan Sistem


Pendahuluan



Sampurasun
Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini terbentuk, maka negara kita ini terdiri atas Kerajaan-Kerajaan dari Merauke sampai Sabang yang dipimpin oleh seorang Raja. Dapat kita ketahui dari buku-buku sejarah bahwa sejak dahulu sebelum terbentuknya NKRI ini, Indonesia sudah terkenal sebagai negara yang besar dan dihormati oleh dunia. Seperti kita ketahui Kerajaan Sriwijaya, Majapahit sangat terkenal pada masa itu, sehingga patut kita berbangga diri bahwa kita ini sesungguhnya adalah Negara Yang Besar melebihi kebesaran negara-negara Adi Daya sekarang ini. Jauh sebelum itu Negara Tercinta ini sudahlah amat termasyur dimata dunia, dimulai dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di Kalimantan. Pada kesempatan kali ini, kami akan membuka Silsilah Kerajaan di Jawa Barat yang memang sebagai cikal bakal kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia. Kita mulai dari Kerajaan Tarumanegara sebagai Kerajaan Pertama di Indonesia.
Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu kerajaan yang pernah berjaya dinuswantara yang berdiri sekitar tahun 1030-1579M atau sekitar abad ke 10 hingga abad ke-15 di wilayah barat pulau Jawa. Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang.
Salah satu peninggalan yang masih kita dapat lihat adalah prasasti Batu Tulis dan mungkin beberapa benda pusaka yang disimpan/dipelihara oleh sesepuh dan pini sepuh di jawa barat khususnya, maupun di seluruh jagat raya.
Pakuan Pajajaran mengalami kehancuran, pada tahun 1579 akibat serangan pecahan kerajaan Sunda, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Kerajaan Sunda ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak dimungkinkan lagi penobatan raja baru, dan menandakan Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja, raja Kerajaan Sunda. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman. Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang meninggalkan istana lalu menetap di daerah Lebak. Mereka menerapkan tata cara kehidupan mandala yang ketat, dan sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy. bahkan hingga sekarang keturunan dari kerajaan GALUH/KERAJAAN PAJAJARAN masih ada. Namun para keturunan pajajaran belum dapat mewujudkan kedaulatanya sesuai wangsit dari eyang prabu :

Daria Kudu Marilih Supaya Engke Jagana Pikeun Hirup Ka Hareupna Sangkan Jembar Sugih Mukti Bisana Ngadegna Deui Nya Nagara Pajajaran.
Tapi Lain Pajajaran, Pajajaran Nu Kiwari Pasti Pajajaran Anyar, Anyar Diadegkeunana, Nu Ngadegna Digeuingkeun, Pasti Ku Ubahna Jaman.
“Jung  Bae Geura Narindak, Tapi  Ulah Ngalieuk Ka Tukang

Terjemah:
Kalian Semua Harus Memilih Untuk Masa Depan Kalian Yang Lebih Baik Dengan Mudah Memperoleh  Kekayaan Sampai Dapat Mendirikan Kembali Masa Kejaya’an Pajajaran
Tetapi Bukan Seperti Pajajaran Lama, Pajajaran Yang Akan Datang (Sekarang) Adalah Pajajaran Anyar, Baru Kedudukannya, Yang Kurang Sesuai Diselaraskan Dengan Perubahan Perkembangan Jaman.
Ayo Segera Kalian Laksanakan (Kerjakan), Tetapi Jangan Melihat Kebelakang
Karena hal tersebut dan Untuk Mewujudkan kembali Pajajaran anyar dengan diadakannya Suatu bentuk presidum, yang akan menghantarkan para calon raja pajajaran anyar kembali terentuk

Maksud dan Tujuan


MAKSUD DAN TUJUAN

a.      Maksud
Sebagai bentuk keharusan bagi keturunan atau trah pajajaran sebagaimana cita-cita Eyang Prabu Siliwangi untuk mendirikan kembali kejayaan pajajaran sebagai babakti puputra-puputri dari keturunan Galuh pajajaran demi terciptanya BAGJA WARAS WALUYA BERKAH RAHAYU SELAMET TOTO TENTREM KERTO RAHARJO GEMAH RIPAH LOH JINAWI di bumi nuswantara.

b.      Tujuan
TUJUAN UMUM
1. Menggali, mengangkat, melestarikan, menjaga, merawat dan membudayakan kebudayaan khususnya kebudayaan sunda
2. Menyatukan wawasan pandangan sejarah-sejarah, bukti-bukti dan peninggalan kerajaan Pajajaran
3.  Mengusung, menyepakati dan mengangkat seorang Raja yang akan memimpin kerajaan pajajaran anyar
4.     Sebagai pusat budaya pajajaran didorong sebagai pusat ekonomi daerah dengan ditata menjadi objek wisata dan industri kerajinan khas daerah
5.   Menghidupkan nilai-nilai luhur, budi pekerti, tatakrama, tata aturan sesuai khasanah bangsa yang asli sebagai memperkuat jati diri bangsa
6.  Mempererat persaudaraan dan membangkitkan kembali kearifan lokal menghadapi tantangan global
7.     Menghindari pengikisan budaya lokal khususnya kebudayaan sunda secara terencana dan menyeluruh dengan program “KUJANG BERSATU”


TUJUAN KHUSUS
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai kebudayaanya dan tidak takut melihat keburukan masa lalu dan berani memperbaiki demi melangkah menuju masa depan yang menjelma menjadi bangsa yang memiliki kepribadian yang tangguh sebagai bentuk pengamalan dari amanat Bung Karno yaitu: “JAS MERAH JADIKANLAH MAS MERAH” (Jangan sekali-kali melupakan sejarah, dan jadikanlah masyarakat hidup sejahtera). Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya tidak pernah melupakan sejarah leluhurnya